Sunday, April 3, 2011

.....GUA GONG.....

Gua Gong adalah tempat wisata yang pertama kali saya kunjungi di Pacitan. Secara geografis goa Gong terletak di Desa Bomo, Kecamatan Punung yang jaraknya sekitar 30 kilometer dari kota Pacitan. Dari kota menuju Punung bisa ditempuh melalui dua jalur; yang pertama melalui Pringkuku yang jalannya menanjak atau jalur Selatan melewati pantai Teleng yang jalurnya lebih panjang tetapi memiliki pemandangan aduhai"
*boleh juga kalau ada yang mau nambahin kata sem-lo-hai (uapik PUOL) :-p hehe


Sesuai prinsip anak muda zaman sekarang yang sangat gemar dengan istilah cepat, tepat dan lugas maka kami memilih jalur Pringkuku , waktu yang kami tempuh kurang lebih selama 45 menit untuk sampai di pintu masuk gua Gong. Biaya masuk gua Gong bisa tergolong tidak mahal karena dari tiap orang hanya dikenakan biaya empat ribu rupiah, serta bila ingin menambah senter ditambahkan biaya tiga ribu rupiah  dan bila ingin menyewa guide dari pihak pengelolah mengekenakan biaya sukarela dari wisatawan . Saat kami masuk maka yang disiapkan pertama kali oleh se7en (kelompok kami) adalah perangkat foto, berupa ; kamera Mek, tripod Mek dan Mek (panggilan buat teman kami Michael) sendiri buat moto sepanjang perjalanan kami di dalam gua Gong. Mulai dari pintu masuk hingga keluar kami selalu berfot....jepret 1, jepret 2, jepret 3 hingga jepret-jepret selanjutnya yang membuat perjalanan di dalam gua Gong yang seharusnya tidak lama menjadi sangat lama tapi memang pemandangan gua Gong layak untuk diabadikan, stalaktit-stalakmitnya sungguh membius mata dan membuat mata ini menjadi terpaku untuk terus menatap.  
*Apalagi ketika tahu beberapa Stalktit-stalakmitnya waktu dipukul berbunyi GooonnNGGG, kita hampir ga berhenti mukul... X-P



Se7en foto bersama di dalam gua Gong

Pemandu kami yang sabar dan baik hati ini dengan fasehnya menceritakan asal-muasal gua Gong, beliau bercerita "Pada zaman dulu, di dusun Pule tempat penduduk tinggal mengalami kemarau yang sangat panjang, sehingga sulit bagi penduduk mencari air minum dan air untuk berbagai keperluan sehari-hari. Kemudian berangkatlah Mbah Noyo Semito dan Mbah Joyo untuk mencari air di dalam gua yang menurut mereka berdua tidak terlalu jauh dari tempat tinggal penduduk. Peralatan yang digunakan pada zaman dahulu sangat sederhana, hanya berupa obor yang terbuat dari daun kelapa kering yang diikat. Konon saat itu ikatan yang digunakan sebanyak tujuh ikat. Perjuangan dari kedua kakek tersebut akhirnya menuai hasil dengan menemukan beberapa sendang di dalam gua. Atas dasar penemuan yang diperkirakan pada tahun 1930 tersebut, pada hari Minggu Pon tanggal 5 Maret 1995, berangkatlah sejumlah rombongan yang berjumlah delapan orang untuk mengeksplorasi lebih jauh tentang keberadaan gua tersebut. Singkat cerita akhirnya rombongan tersebut berhasil menyusuri gua dan akhirnya dibuka untuk wisata yang keindahannya bisa dirasakan sampai sekarang”. 

Berbicara mengenai sendang yang dicari oleh para leluhur di atas, di dalam gua Gong total didapatkan lima sendang. Sendang-sendang tersebut antara lain: Sendang Jampi Rogo, Sendang Panguripan, Sendang Relung Jiwo, Sendang Kamulyan dan Sendang Relung Nisto. Sendang-sendang tersebut menurut guide  kami memiliki nilai magis bagi yang mempercayainya, sebagai contoh Sendang Relung Nisto yang memiliki nilai magis untuk menyembuhkan penyakit (naH..Noh...k’lo udah kayak gini dokter ‘ga bakalan laku deh hehehe).
Bila kita sering kagum di waktu malam hari karena melihat bintang di langit maka saya pastikan anda juga terkagum-kagum ketika di dalam gua Gong ternyata juga dijumpai suatu ornamen indah berupa kumpulan tirai (drapery) raksasa yang dipenuhi oleh bintik-bintik mutiara laksana bintang-bintang yang berpendar saat malam.

Sesusai berfoto dengan bahagia dan ceria di dalam gua kini kami beralih berfoto di luar gua, foto yang pertama persis di depan gua dan yang kedua foto di tulisan gua Gong tempat kami parkir kendaraan.
Perjalanan kali ini amat menarik dan tak terlupakan sekali lagi kami temukan keindahan alam dari kota Pacitan.


Saya, Dimas R. Balti dari Pacitan berbagi cinta

No comments:

Post a Comment