Tuesday, April 19, 2011

.....Jalan Gelap.....

Diceritakan bahwa salah satu murid filsuf Cheno adalah orang yang selalu mengeluhkan siapa saja, apa saja dan dimana saja, sampai didikucilkan semua temannya dan kesepian. Murid itu kemudian mengadu kepada sang filsuf dan berkata bahwa orang-orang sudah mengucilkannya.
Sang filsuf lalu minta pemuda itu berjalan-jalan bersamanya hingga akhirnya mereka tiba di sebuah jalan yang gelap gulita. Sang filsuf minta pemuda itu untuk berjalan melewati jalan yang gelap dan dia akan menyusulnya dari sisi lain. Pemuda itu kaget dan bertanya “Mengapa anda menyuruhku melewati jalan yang gelap dan tidak membiarkan aku lewat di jalan yang terang, yang bisa memudahkanku sampai ke tujuan ? “, mendengar pertanyaan tersebut sang filsuf tidak memberikan komentar apapun dan menjawab “ Lewatlah jalan itu dan aku akan menyusulmu dari sisi yang lain”.
Maka berjalanlah si murid itu di dalam jalan gelap. Saat berjalan di jalan gelap ia selalu mengomel dan berperasangka bila sang filsuf sudah terlalu tua dan pikun sampai tega menyuruh dia untuk berjalan di jalan yang gelap, “Mengapa ia mengujiku ?? Kenapa dia menyuruh aku melewati jalan ini ? ia pasti sudah tua dan lupa akan apa yang dia ucapkan sendiri !!”. Tengah dia menggerutu tiba-tiba dia menabrak pohon yang sangat besar dan terjatuh dengan keras....GRrrr ...marahlah murid itu dan berkata “AKU MUAK AKAN SEMUA INI !!!” akhirnya sang murid berputar dan mencoba mencari jalan sendiri tidak mencoba jalan yang ditunjukkan oleh filsuf...
Setelah memilih jalan sendiri ia masih menggerutu dan menyalahkan semua keadaan yang terjadi padanya, ia mengatakan aku benci ini, tidak mau akan semua ini, sambil membayangkan wajah sang filsuf ia mencoba untuk memukul-mukulnya. Setelah letih akan semua tindakannya si murid kini mulai menyalahkan dirinya...kenapa ia mau diperintah sang filsuf gurunya, kenapa ia menuruti, begitu bodohnya dia..ia semakin lemas dan lemas hingga tidak menyadari lubang yang ada di depannya. BrukkkK ! si murid terjatuh di dalam lubang yang dalam, ia merasa marah dan kaget. Ia mengacungkan tangannya ke atas dan mengumpat-ngumpat gurunya. Setelah sekian lama dia mengumpat, dia akhirnya mencoba untuk keluar dari lubang tersebut tapi tidak bisa karena terlalu dalam. Akhirnya dia menangis terduduk di tempatnya sambil merasa sedih, takut, sedih dan akhirnya jatuh pingsan.
Ketika tersadar dari pingsannya, dia berteriak sekuat tenaga untuk minta tolong, tetapi tidak seorang pun yang mendengarkan teriakannya dari tempat itu. Dia mulai frustasi dan hanya terdiam di sana. Beberapa saat kemudian dia mendengar sayup-sayup ada suara orang mendekat dari kejauhan. Dia berteriak sekencang-kencangnya untuk minta tolong. Muncullah seseorang di hadapannya yang ternyata adalah filsuf Cheno. Si murid dinaikkan dan dibantu keluar dari lubang dan jalan yang gelap itu.. Begitu tiba di tempat yang aman si murid bertanya kepada filsuf “Mengapa anda melakukan semua ini ??” Sang filsuf tidak menjawab sepatah katapun. Pemuda itu semakin marah dan bertanya sekali lagi dengan membentak, “KENAPA KAU MELAKUKAN SEMUA INI KEPADAKU ???” Kali ini sang filsduf menjawab, “Apa yang bisa kau pelajari dari peristiwa ini ? “. Masih dengan amarah yang memuncak, pemuda itu menjawab, “Seharusnya aku tidak sudi mendengar omongan siapa pun dan mulai hari ini aku tidak akan percaya pada siapapun”, filsuf Cheno berjalan meninggalkan si murid, tetapi dia menghadang dan berkata, “Aku tahu, pasti ada pelajaran dari kejadian itu, aku berharap engkau mau memberitahuku karena aku sangat menderita ketika berada di jalan tadi. Aku harap guru sudi mengajari dan menasehatiku “
Cheno berkata, “Inilah pelajaran yang telah kuberikan kepadamu...Caramu berkata yang terakhir kali menjadi sebab mengapa aku mau menjawab pertanyaanmu, karena cara itu menggambarkan pandangan positif dan engkau berharap mendapatkan hal yang positif pula. Jalan yang gelap yang kuminta engkau lalui adalah ibarat pikiran negatifmu. Sedangkan Pohon yang membentur tubuhmu tak lain adalah hasil dari pikiran jelekmu sendiri. Adapun lubang yang membuatkan terjerembab adalah akibat lain dari pikiran negatif itu juga.“

Filsuf Cheno kemudian mendekati pemuda itu . Sambil menatap kedua matanya dia berkata, “Itulah pikiran negatif ! Pikiran negatif bisa menyebabkan orang tidak mampu melihat jalan yang terang dan memilih jalan yang gelap tanpa jalan keluar yang akan membuatnya membentur apapun dan menyakitinya, hingga dia merasa frustasi, gagal, pilu marah dan keburukan lain yang menjadi bagian dari pikirannya. Oleh karena itu, bila engkau benar-benar ingin menjadi orang bijak, engkau harus mengetahui bahwa di dalam dirimu hidup musuh bebuyutannmu, yaitu pikiran negatifmu sendiri. Kalau engkau tahu bagaimana musuh itu sudah mengendalikanmu, engkau akan paham bagaimana dia bisa menjadi kuda liar uang mampu membunuhmu hanya dengan sekali tendangan saja. Akan tetapi bila engkau mengerti bagaimana memperlakukannya, engkau pun bisa menjadikan pkiranmu sebagai teman yang berguna. Ketahuilah bahwa pikiranmu sendiri yang menentukan siapa engkau sebenarnya. Tak seorangpun di dunia ini yang bisa merubahnya selain engkau sendiri. Hanya engkau yang bisa merubah pikiran negarifmu menjadi pikiran positif yang siap membantumu mencapai kebahagiaan dan kesuksesan hidup ”




saya DImas R. Balti dari PAcitan berbagi Cinta

dikutip dari buku Ibrahim El F.

No comments:

Post a Comment